Produk-produk fashion dan kecantikan kebanyakan datang dari Italia dan Perancis. Kita hanya sering membacanya, tetapi tidak tahu persis bagaimana mengucapkannya. Kadang-kadang untuk amannya, kita hanya membacanya dengan cara pengucapan bahasa Inggris. Agar kita tak salah ucap saat ingin membeli produk-produk ini di luar negeri, dan membuat penjualnya bingung dengan apa yang kita mau, coba cari tahu bagaimana pengucapannya.
Bourjois
Dibaca: boor-jwah (Indonesia: burjwa)
Bourjois adalah nama pria Perancis, Alexandre Napoleon Bourjois, yang pada 1863 datang untuk menyelamatkan aktris-aktris Perancis. Saat itu ia menciptakan blush on bubuk pertama di dunia. Produk ciptaannya, Pastel Joues (kini disebut Bourjois Signature Blush) jauh lebih nyaman digunakan daripada make-up yang berat dan berminyak, yang dulu digunakan para aktris di atas panggung.
NYX
Dibaca: nix (bukan N.Y.X.)
Produk ini diciptakan pada 1999 oleh warga Los Angeles, Toni Ko. Nama NYX merupakan nama dewi Yunani kuno yang menguasai malam. NYX sendiri kini menciptakan dan menjual koemstik berkualitas dengan harga yang terjangkau.
Bourjois
Dibaca: boor-jwah (Indonesia: burjwa)
Bourjois adalah nama pria Perancis, Alexandre Napoleon Bourjois, yang pada 1863 datang untuk menyelamatkan aktris-aktris Perancis. Saat itu ia menciptakan blush on bubuk pertama di dunia. Produk ciptaannya, Pastel Joues (kini disebut Bourjois Signature Blush) jauh lebih nyaman digunakan daripada make-up yang berat dan berminyak, yang dulu digunakan para aktris di atas panggung.
NYX
Dibaca: nix (bukan N.Y.X.)
Produk ini diciptakan pada 1999 oleh warga Los Angeles, Toni Ko. Nama NYX merupakan nama dewi Yunani kuno yang menguasai malam. NYX sendiri kini menciptakan dan menjual koemstik berkualitas dengan harga yang terjangkau.
L'Occitane en Provence
Dibaca: lox-ee-tann uhn pro-vaunce (Indonesia: loks-i-tan un pro-vons)
Seorang pria Perancis, Olivier Baussan, yang sudah lama menjual minyak esensial buatan sendiri, pada tahun 1976 meluncurkan L'Occitane en Provence untuk menunjukkan tradisi dari kota asalnya (Provence) ke seluruh dunia. Produk itu diberi nama L'Occitane untuk merayakan kecantikan perempuan di area tersebut. L'Occitane sendiri bermakna "dari Occitania", daerah yang mengelilingi wilayah selatan Perancis, timur laut Spanyol, dan utara Italia. Bahasa daerahnya, Occitan, tetap menjadi bahasa kedua untuk kebanyakan penduduk area tersebut. Kini L'Occitane memiliki toko-toko di lebih dari 70 negara di dunia.
Borghese
Dibaca: bor-gay-zeh (Indonesia: borgeise), bukan bor-gay-zee (borgeisi)
Borghese adalah nama bangsawan Italia Paolo Borghese, yang pada 1938 menikahi gadis berumur 17 tahun, Marcella Fazi. Putri Borghese ini mempunyai produk-produk kecantikan yang dibuat khusus untuknya, yang dibuat dari bahan alami berkualitas terbaik di tanah keluarganya di Roma. Pada tahun 1956, ia memperkenalkan lipstik dalam berbagai rangkaian warna kepada pendiri Revlon, Charles Revson. Lahirlah koleksi lipstik dan cat kuku mewah, yang akhirnya secara singkat dinamai Borghese.
Dibaca: lox-ee-tann uhn pro-vaunce (Indonesia: loks-i-tan un pro-vons)
Seorang pria Perancis, Olivier Baussan, yang sudah lama menjual minyak esensial buatan sendiri, pada tahun 1976 meluncurkan L'Occitane en Provence untuk menunjukkan tradisi dari kota asalnya (Provence) ke seluruh dunia. Produk itu diberi nama L'Occitane untuk merayakan kecantikan perempuan di area tersebut. L'Occitane sendiri bermakna "dari Occitania", daerah yang mengelilingi wilayah selatan Perancis, timur laut Spanyol, dan utara Italia. Bahasa daerahnya, Occitan, tetap menjadi bahasa kedua untuk kebanyakan penduduk area tersebut. Kini L'Occitane memiliki toko-toko di lebih dari 70 negara di dunia.
Borghese
Dibaca: bor-gay-zeh (Indonesia: borgeise), bukan bor-gay-zee (borgeisi)
Borghese adalah nama bangsawan Italia Paolo Borghese, yang pada 1938 menikahi gadis berumur 17 tahun, Marcella Fazi. Putri Borghese ini mempunyai produk-produk kecantikan yang dibuat khusus untuknya, yang dibuat dari bahan alami berkualitas terbaik di tanah keluarganya di Roma. Pada tahun 1956, ia memperkenalkan lipstik dalam berbagai rangkaian warna kepada pendiri Revlon, Charles Revson. Lahirlah koleksi lipstik dan cat kuku mewah, yang akhirnya secara singkat dinamai Borghese.
Shu Uemura
Dibaca: shoe oo-eh-moor-ah (Indonesia: syu-ue-mura)
Shu Uemura adalah make-up artist asal Jepang yang meninggalkan kota asalnya, Tokyo, menuju Hollywood pada akhir 1950-an untuk mengejar karier sebagai penata rias di dunia film dan televisi. Uemura, kelahiran 19 Juni 1928, mendirikan brand dengan namanya ini pada tahun 1960. Filosofinya untuk brand ini adalah, kesehatan kulit seseorang adalah kepeduliannya yang utama. Produk pertamanya adalah minyak pembersih yang lebih efektif daripada sabun dalam membersihkan pori-pori, namun tetap membuat kulit tetap lembab. Pada 2004, tiga tahun sebelum ia meninggal dunia, Uemura menjual perusahaannya pada L'Oreal.
Chantecaille
Dibaca: shan-tuh-kigh (Indonesia: syan-te-kai)
Brand keluarga ini dimiliki dan dioperasikan oleh Sylvie Chantecaille, perempuan Perancis yang berpengalaman 25 tahun dalam bisnis kecantikan. Suaminya, Olivier, dan kedua putrinya, Olivia dan Alexandra, juga bekerja untuk perusahaan yang berbasis di New York City ini.
Shiseido
Dibaca: sheh-say-do (Indonesia: sye-sei-du)
Shiseido adalah kata dalam bahasa Jepang yang artinya kurang lebih, "memuji kebaikan dari bumi yang mempertahankan kehidupan baru, dan membawa nilai-nilai yang signifikan". Perusahaan ini didirikan pada tahun 1872 oleh ahli farmasi bernama Arinobu Fukuhara. Produk kecantikan pertamanya adalah losion bernama Eudermine, dan masih tersedia di semua counter Shiseido saat ini.
Bagaimana dengan nama-nama desainer pakaian, sepatu, dan aksesori lain, yang banyak dikenal saat ini? Ada beberapa nama yang kesannya mudah dibaca, tetapi cara membacanya ternyata berbeda sama sekali dari yang Anda kira. Untuk memudahkan, cara pengucapannya ditulis dengan cara bahasa Inggris yang sudah Anda kuasai.
Dibaca: shoe oo-eh-moor-ah (Indonesia: syu-ue-mura)
Shu Uemura adalah make-up artist asal Jepang yang meninggalkan kota asalnya, Tokyo, menuju Hollywood pada akhir 1950-an untuk mengejar karier sebagai penata rias di dunia film dan televisi. Uemura, kelahiran 19 Juni 1928, mendirikan brand dengan namanya ini pada tahun 1960. Filosofinya untuk brand ini adalah, kesehatan kulit seseorang adalah kepeduliannya yang utama. Produk pertamanya adalah minyak pembersih yang lebih efektif daripada sabun dalam membersihkan pori-pori, namun tetap membuat kulit tetap lembab. Pada 2004, tiga tahun sebelum ia meninggal dunia, Uemura menjual perusahaannya pada L'Oreal.
Chantecaille
Dibaca: shan-tuh-kigh (Indonesia: syan-te-kai)
Brand keluarga ini dimiliki dan dioperasikan oleh Sylvie Chantecaille, perempuan Perancis yang berpengalaman 25 tahun dalam bisnis kecantikan. Suaminya, Olivier, dan kedua putrinya, Olivia dan Alexandra, juga bekerja untuk perusahaan yang berbasis di New York City ini.
Shiseido
Dibaca: sheh-say-do (Indonesia: sye-sei-du)
Shiseido adalah kata dalam bahasa Jepang yang artinya kurang lebih, "memuji kebaikan dari bumi yang mempertahankan kehidupan baru, dan membawa nilai-nilai yang signifikan". Perusahaan ini didirikan pada tahun 1872 oleh ahli farmasi bernama Arinobu Fukuhara. Produk kecantikan pertamanya adalah losion bernama Eudermine, dan masih tersedia di semua counter Shiseido saat ini.
Bagaimana dengan nama-nama desainer pakaian, sepatu, dan aksesori lain, yang banyak dikenal saat ini? Ada beberapa nama yang kesannya mudah dibaca, tetapi cara membacanya ternyata berbeda sama sekali dari yang Anda kira. Untuk memudahkan, cara pengucapannya ditulis dengan cara bahasa Inggris yang sudah Anda kuasai.
Anya Hindmarch: ahn-ya heind-march
Badgley Mischka: badge-lee meesh-ka
Balenciaga: bah-len-see-ah-gah
Balmain: bal-mah
Bebe: bee bee
Bottega Veneta: bo-tega ven-e-ta
Bulgari: bull-ga-ree
Burberry Prorsum: bur-bur-ree pror-some
Chanel: shuh-nel
Christian Lacroix: la-kwa
Christian Louboutin: loo-boo-tahn
Comme des Garcons: comb day gar-son
Dior: dee-or
Dolce & Gabbana: dole-chay gab-bon-a
Etienne Aigner: eh-tee-yen on-yay
Giorgio Armani: jor-jo ar-mani
Givenchy: jsee-vawn-chi
Gucci: goo-chee
Hermes: err-mez
Herve Leger: air-vay lay-jay
Jean Paul Gaultier: zhan paul go-tee-ay
Lanvin: lon-vawn
Louis Vuitton: loo-wee vwe-tahn
Marchesa: mar-kay-sa
Moschino: mo-ski-no
Monique Lhuillier: mo-neek loo-lee-ay
Narciso Rodriguez: nar-si-so rod-ree-gez
Nicolas Ghesquiere: ni-co-la guess-ki-air
Prada: prah-da
Pierre Cardin: pee-air car-dain
Proenza Schouler: pro-enza skool-er
Rodarte: row-dar-tay
Sonia Rykiel: saun-ya ree-kee-eel
Thierry Mugler: tee-air-ree moog-lay
Tibi: tbi (bukan tee-bee)
Tocca: toe-ka
Ungaro: oon-ga-ro
Versace: ver-sah-chay
Yves Saint Laurent: eve san-lor-ron
Zac Posen: poe-zen
Badgley Mischka: badge-lee meesh-ka
Balenciaga: bah-len-see-ah-gah
Balmain: bal-mah
Bebe: bee bee
Bottega Veneta: bo-tega ven-e-ta
Bulgari: bull-ga-ree
Burberry Prorsum: bur-bur-ree pror-some
Chanel: shuh-nel
Christian Lacroix: la-kwa
Christian Louboutin: loo-boo-tahn
Comme des Garcons: comb day gar-son
Dior: dee-or
Dolce & Gabbana: dole-chay gab-bon-a
Etienne Aigner: eh-tee-yen on-yay
Giorgio Armani: jor-jo ar-mani
Givenchy: jsee-vawn-chi
Gucci: goo-chee
Hermes: err-mez
Herve Leger: air-vay lay-jay
Jean Paul Gaultier: zhan paul go-tee-ay
Lanvin: lon-vawn
Louis Vuitton: loo-wee vwe-tahn
Marchesa: mar-kay-sa
Moschino: mo-ski-no
Monique Lhuillier: mo-neek loo-lee-ay
Narciso Rodriguez: nar-si-so rod-ree-gez
Nicolas Ghesquiere: ni-co-la guess-ki-air
Prada: prah-da
Pierre Cardin: pee-air car-dain
Proenza Schouler: pro-enza skool-er
Rodarte: row-dar-tay
Sonia Rykiel: saun-ya ree-kee-eel
Thierry Mugler: tee-air-ree moog-lay
Tibi: tbi (bukan tee-bee)
Tocca: toe-ka
Ungaro: oon-ga-ro
Versace: ver-sah-chay
Yves Saint Laurent: eve san-lor-ron
Zac Posen: poe-zen
Sumber: Total Beauty