Kita tak lagi berada di Hogwarts, tentu saja. Mengenakan gaun jingga dari Prada dengan rambut yang sangat sleek dan bibir di cat merah menggoda, Emma Watson membuktikan bahwa ia bukan lagi Hermione kecil di sampul Vogue bulan Juli.
"Saya telah tinggal di gelembung-gelembung yang sangat lengkap," aku aktris 21 tahun ini. "Mereka menemukan saya dan menjemput saya untuk peran Hermione Granger pada saat itu. Dan sekarang saya sedang sangat berusaha mencari jalan keluar dari tokoh tersebut." ungkapnya tentang tokoh fiksi yang membesarkan namanya itu.
Dalam rangka mewujudkan keinginannya untuk keluar dari bayang-bayang Hermione, Emma tampaknya telah memiliki langkah awal yang baik. Ia telah merampungkan bagian kedua film Harry Potter and the Deathly Hallows, berani keluar dari Brown University untuk menguji keseriusan aktingnya, dan bermain sebagai gadis yang tak terlalu innocent untuk film barunya 'The Perks of Being a Wall Flower', serta mulai berkecimpung dalam dunia kecantikan dan fashion.
Selain tampil dalam kampanye Burberry bersama sang adik, gadis Inggris ini telah merancang koleksi pakaian organik untuk People Tree. "Ini adalah salah satu bentuk kerja keras saya. Saat itu saya tak menyadari apa yang saya ambil. Saya hanya syuting Harry Potter 12 jam sehari dan kemudian pulang untuk bekerja selama dua jam lebih, mengukur dan memotong pola kain." ujarnya. Belakangan ini, Alberta Ferretti juga mendekatinya untuk berkolaborasi dalam sebuah proyek lini fashion ramah lingkungan, Pure Threads, dan Emma pun hampir menangis saat mendengar langsung tawaran itu.
Dengan fakta-fakta menakjubkan itulah Vogue akhirnya memilihnya untuk menghiasi edisi Juli. Dihadapan fotografer Mario Testino, ia tampil glam dengan serangkaian koleksi fashion memukau seperti gaun metalik Calvin Klein, gaun bertaburan permata dari Dolce & Gabbana, rok kepingan emas Tom Ford, gaun Aquilano Rimondi dan boots tinggi dari Alexander McQueen. Makeup minimalis yang hanya menegaskan bagian bibir dan merapikan alis menyulapnya menjadi gadis dewasa yang siap menyongsong masa depan.
Dalam pemotretan untuk majalah, Emma bisa mengenakan apapun. Tentu saja itu sangat mengasyikan untuk seseorang yang mencintai fashion sepertinya. Tetapi dalam kehidupan sehari-harinya, ia lebih suka mengenakan karya dari desainer-desainer lokal Inggris, seperti Hakaan Yildirim dan Erdem Moralioglu. "Saya berpikir, jika orang-orang akan menulis apa yang saya kenakan, maka saya akan memakai buatan desainer muda Inggris yang membutuhkan publisitas," ujar Emma.
Sementara itu, menanggapi keterlibatannya sebagai brand ambassador Lancome terbaru, Emma mengungkapkan bahwa kegemarannya terhadap kosmetik sudah ada ketika ia masih belia. Ia sering menghabiskan waktu berjam-jam bereksperimen dengan produk milik Amanda Knight, makeup artist film Harry Potter. "Itu adalah tempat bermain saya. Saya akan duduk dan bermain dengan berbagai lipstik, foundation dan eye shadow. Setelah itu Amanda membiarkanku mendandani para pemain figuran yang akan bermain Quidditch," tutupnya dengan tawa.
"Saya telah tinggal di gelembung-gelembung yang sangat lengkap," aku aktris 21 tahun ini. "Mereka menemukan saya dan menjemput saya untuk peran Hermione Granger pada saat itu. Dan sekarang saya sedang sangat berusaha mencari jalan keluar dari tokoh tersebut." ungkapnya tentang tokoh fiksi yang membesarkan namanya itu.
Dalam rangka mewujudkan keinginannya untuk keluar dari bayang-bayang Hermione, Emma tampaknya telah memiliki langkah awal yang baik. Ia telah merampungkan bagian kedua film Harry Potter and the Deathly Hallows, berani keluar dari Brown University untuk menguji keseriusan aktingnya, dan bermain sebagai gadis yang tak terlalu innocent untuk film barunya 'The Perks of Being a Wall Flower', serta mulai berkecimpung dalam dunia kecantikan dan fashion.
Selain tampil dalam kampanye Burberry bersama sang adik, gadis Inggris ini telah merancang koleksi pakaian organik untuk People Tree. "Ini adalah salah satu bentuk kerja keras saya. Saat itu saya tak menyadari apa yang saya ambil. Saya hanya syuting Harry Potter 12 jam sehari dan kemudian pulang untuk bekerja selama dua jam lebih, mengukur dan memotong pola kain." ujarnya. Belakangan ini, Alberta Ferretti juga mendekatinya untuk berkolaborasi dalam sebuah proyek lini fashion ramah lingkungan, Pure Threads, dan Emma pun hampir menangis saat mendengar langsung tawaran itu.
Dengan fakta-fakta menakjubkan itulah Vogue akhirnya memilihnya untuk menghiasi edisi Juli. Dihadapan fotografer Mario Testino, ia tampil glam dengan serangkaian koleksi fashion memukau seperti gaun metalik Calvin Klein, gaun bertaburan permata dari Dolce & Gabbana, rok kepingan emas Tom Ford, gaun Aquilano Rimondi dan boots tinggi dari Alexander McQueen. Makeup minimalis yang hanya menegaskan bagian bibir dan merapikan alis menyulapnya menjadi gadis dewasa yang siap menyongsong masa depan.
Dalam pemotretan untuk majalah, Emma bisa mengenakan apapun. Tentu saja itu sangat mengasyikan untuk seseorang yang mencintai fashion sepertinya. Tetapi dalam kehidupan sehari-harinya, ia lebih suka mengenakan karya dari desainer-desainer lokal Inggris, seperti Hakaan Yildirim dan Erdem Moralioglu. "Saya berpikir, jika orang-orang akan menulis apa yang saya kenakan, maka saya akan memakai buatan desainer muda Inggris yang membutuhkan publisitas," ujar Emma.
Sementara itu, menanggapi keterlibatannya sebagai brand ambassador Lancome terbaru, Emma mengungkapkan bahwa kegemarannya terhadap kosmetik sudah ada ketika ia masih belia. Ia sering menghabiskan waktu berjam-jam bereksperimen dengan produk milik Amanda Knight, makeup artist film Harry Potter. "Itu adalah tempat bermain saya. Saya akan duduk dan bermain dengan berbagai lipstik, foundation dan eye shadow. Setelah itu Amanda membiarkanku mendandani para pemain figuran yang akan bermain Quidditch," tutupnya dengan tawa.